BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu manajemen tidak dapat lepas dari
kehidupan kita, selalu dilakukan entah itu di sadari atau tidak. Dengan
manajerial yang baik, kualitas kehidupan juga menjadi lebih baik. Salah satu
fungsi dari manajemen adalah planning (perencanaan).
Setiap organisasi perlu melakukan suatu
perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi,
perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun
perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar
bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara
mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam
berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar
manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan
menyajikan tentang perencanaan strategis. Perencanaan adalah pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi penentuan strategis, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, sistem, metode, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan terjadi pada setiap kegiatan, perencanaan adalah
proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
Perencanaan dalam organisasi sangat
penting karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding
fungsi manajemen yang lainnya. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka
tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam usaha
mencapian tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar
dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan
selanjutnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan perencanaan ?
2. Bagaimana
pentingnya suatu perusahaan terhadap keberhasilan perusahaan ?
3. Apa
hubungan antara perencanaan dengan fungsi manajemen yang lain ?
4. Apa
saja jenis-jenis perusahaan ?
5. Bagaimana
proses dalam perencanaan ?
6. Apa
macam-macam pendekatan yang digunakan dalam perencanaan ?
7. Apa
ciri-ciri dari rencana yang baik ?
8. Apa
yang dimaksud dengan rencana yang efektif dan juga hambatannya ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan
2. Untuk
memahami pentingnya suatu perusahaan terhadap keberhasilan perusahaan
3. Untuk
mengetahui hubungan antara perencanaan dengan fungsi manajemen yang lain
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis perusahaan
5. Untuk
mengetahui proses dalam perencanaan
6. Untuk
mengetahui macam-macam pendekatan yang digunakan dalam perencanaan
7. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari rencana yang baik
8.
Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan rencana yang efektif dan juga hambatannya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
perencanaan
Perencanaan
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemurusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat
dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana
perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dolaksanakan pada saat rencana
dibuat.
Perencanaan
adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan
, rencana harus diimplementasikan setiap saat selama proses implementasi dan
pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap
berguna. “perencanaan kembali”
kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena
itu, perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Salah
satu aspek penting perencanaan adalah pengambilan keputusan (decision making),
proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah terpenting. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berkbagai tahap
dalamp roses perencanaan.
Perencanaan
merupakan bagian terpenting dari sebuah kesuksesan karena perencanaan adalah
langkah pertama sebelum manajer melakukan pengorganisasian , kepemimpinan,
evaluasi, dan lainnya. Maka, ia harus
membuat rencana yang menggariskan tujuan, arah kepada organisasi, menentukan
apa yang akan dilakukan dan kapan dikerjakan, bagaimana mengerjakan, dan siapa
yang mengerjakannya dan ini menandakan bahwa perencanaan menduduki posisi
strategis.[1]
B.
Pentingnya perencanaan terhadap keberhasilan perusahaan
1.
Membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas
3.
Membantu penempatan tanggung jawab
lebih tepat
4.
Memberikan cara pemberian perintah
untuk beroperasi
5.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
6.
Membuat tujuan lebih khusus,
terperinci dan lebih mudah dipahami
7.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8.
Menghemat waktu, usaha, dan dana
Perencanaan sangat penting adanya dalam sebuah perusahaan,
hal tersebut karena:
1.
Perencanaan digunakan untuk mencapai protective benefits
yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan.
2.
Perencanaan digunakan untuk mencapai positive benefits
dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
C.
Hubungan
Perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya
Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan, saing tergantung, dan berinteraksi.
1
Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses
pengaturan kerja bersama sumber daya
keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara dan
perkiraan bagaimana menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
2
Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan
erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paing baik dari
faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya, dan hubungan-hubungan yang
diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
3
Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling
berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai “kembar siam” dalam
manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Bagi
manajer hal ini menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak, bila rencana tidak realistik atau
praktik manajemen buruk akan menyebabkan rencan tidak dikerjakan seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana.[2]
Tujuan
setap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara
positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebelum para manajer
dapat menentukan hubungan-hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang
dibutuhkan, bagaimana bawahan diarahkan, dan cara pengawasan yang diterapkan.[3]
D.
Jenis-jenis
Perencanaan
Perencanaan
dapat di bedakan dalam beberapa bentuk
yang berbeda diantaranya,
Pertama,perencanaan
bidang fungsional mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan dan personalia
dan setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda.
Kedua, tingkat
organisasional termasuk keselurihan organisasi atau satuan-satuan organisasi,
teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkat yang berbeda pula.
Ketiga, karateristik
atau sifat rencana meliputi faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan,
kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
Keempat, unsur-unsur
rencana dalam wujud anggaran, program, prosedur dan kebijaksanaan.
Perencanaan meliputi berbagai tingkatan
dalam organisasi, dan dalam setiap tingkatan tentu ada tingkatan yang lebih
tinggi sampai pada tingkatan yang lebih rendah. Perencanaan ini berhubungan
dengan kegiatan yang dilaksanakan, seperti program periklanan, prosedur seleksi
personalia dan lain-lain. Cara yang paling banyak yang digunakan dalam rencana
organisasi adalah menurut luasnya,
kerangka waktu, kekhususan dan frekuensi penggunaan.
1. Perencanaan
menurut ruang lingkupnya, terdiri dari perencanaan strategis dan perencanaan
operasional:
a. Perencanaan
strategis (strategic plan) yaitu rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi,
menentukan sasaran umum organisasi dan berusaha menempatkan organisasi dalam lingkungannya.
b. Menetapkan
rincian tentang cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
2. Perencanaan
berdasarkan kerangka waktu, terdiri dari perencanaan jangka panjang,
perencanaan menengah dan jangka pendek.
a. Perencanaan
jangka panjang yaitu rencana yang ditetapkan dengan batas waktu berkisar antara
tiga tahunan. Contoh: ekspansi (perluasan) perusahaan.
b. Perencanaan
jangka menengah dengan batas waktu diantara jangka panjang dan jangka pendek.
Contoh rencana jangka menengah: evaluasi jabatan, standar mutu dan merekrut
karyawan baru.
c. Perencanaan
jangka pendek yaitu rencana yang ditetapkan dengan batas waktu yang mencakup
satu tahun. Contoh: penempatan karyawan yang tepat, produk yang mencapai
target.
3. Perencanaan
bersifat khusus, terdiri dari perncanaan direksional dan spesifik
a. Perencanaan
direksional yaitu rencana yang fleksibel yang menetapkan untuk membatasi
manager kedalam sasaran khusus atau rangkaian tindakan.
b. Perencanaan
spesifik yaitu rencana yang sudah dirumuskan dengan jelas dan tidak menyediakan
ruang untuk interpretasi.
4. Perencanaan
berdasarkan frekuensi penggunaan, terdiri dari perencanaan sekali pakai dan
perencanaan tetap.
a. Rencana
sekali pakai (single use plans) merupakan rencana yang dikembangkan untuk
mencapai tujuan tertetu dan tidak akan digunakan kembali setelah rencana
tercapai.
b. Rencana
tetap (standing plans) merupakan pendekatan standar untuk penanganan
situasi-situasi yang dapt diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.
Menurut
mulia nasution (1996) perencanaan dapat dijabarkan pula kedalam bentuk lain
seperti:
Tujuan : merupakan
sasaran yang semua aktivitas perusahaan diarahkan guna mencapai sasaran
(tujuan) yang telah di tetapkan pihak manajemen dalam jangka waktu tertentu.
Kebijaksanaan:
merupakan pengertian untuk menyalurkan pikiran guna memilih keputusan tindakan
apa yang akan dilakukan untuk mencapi tujuan.
Prosedur:
merupakan rangkaian tindakan yang dilaksanakan untuk mempermudah dan
memperjelas pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Aturan:
merupakan tindakan spesifik dan merupakan bagian prosedur. Aturan-aturan yang
saling berhubungan dapat dikelompakkan menjadi satu golongan (ini disebut
prosedur).
Program:
merupakan kombinasi antara kebijaksanaan, prosedur dan aturan, serta pemberian tugas yang diikutkan dengan suatu
anggaran ini menciptakan adanya suatu tindakan.
Strategi:
merupakan tindakan yang dijabarkan dari rencana yang dibuat, ini disebutkan
oleh adanya berbagai macam program yang lebih luas guna untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan, yaitu bagaimana perusahaan akan melaksanakan tujuannya.[4]
Terdapat
pendapat lain, bahwa perencanaan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi
tiga yaitu:
1. Perencanaan
fisik
Adalah perencanaan yang menyangkut
pembangunan fisik yang diperlukan dimasa mendatang seperti gedung, gudang,
kantor, toko, peralatan maupun perlengkapan lainnya.
2. Perencanaan
fungsional
Perencanaan ini menyangkut fungsi-fungsi
tertentu atau yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tertentu didalam perusahaan
seperti: perencanaan produksi, perencanaan finansial dan lain-lain.
3. Perencanaan
menyeluruh
Merupakan
perencanaan yang menyeluruh ke seluruh aspek di dalam maupun diluar perusahaan
yang mempengaruhi. Perencanaan ini mencakup dua perencanaan diatas yaitu
perencanaan fisik dan perencanaan fungsional.[5]
E.
Proses
perencanaan
Menurut Louis A. Allen (1963), perencanaan
terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer utuk berpikir ke
depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untyk mendahuui serta
menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan
yang dimaksud.
1. Prakiran
(forecasting)
Prakiran merupakan suatu usaha yang sistematis untuk
meramalkan/ memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan
atas fakta yang telah diketahui
2. Penetapan
tujuan (establishing objective)
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk
menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemrograman
(programming)
Pemrograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan
dengan maksud untuk menetapkan :
a. Langkah-langkah
utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan
b. Unit
dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah
c. Urutan
serta pengaturan waktu setiap langkah.
4. Penjadwalan
(scheduling)
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut
kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.[6]
5. Penganggaran
(budgeting)
Penganggaran merupakan suatu
aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial recourse) yang disediakan
untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6. Pengembangan
prosedur (developing procedure)
Pengembangan
prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode
pelaksanaan suatu pekerjaan.
7. Penetapan
dan interpretasi (establishing and
interpreting policies)
Penetapan
dan interpretasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam
menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para bawahannya akan
bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku
untuk permasalahn yang timbul berulang demi suatu organisasi.
Berdasarkan
aktivitas perencanaan diatas, berikut adalah langkah-langkah penting dalam
pekerjaan perencanaan :
1. Menjelaskan
permasalahan
Permasalahan harus digambarkan dengan
jelas, demikian juga permasalahan harus dideskripsikan secara singkat karena
suatu permasalahan yang dirumuskan dengan cara efektif adalah setengah selesai.
2. Usaha
memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan pengetahuan
tentang aktivitas yang akan direncanakan adalah penting dan perlu untuk
perencanaan yang efektif. Hal ini memiiliki pengaruh besar terhadap aktivitas
lain, baik yang bersifat intern maupun ekstern bagi organisasi. Agar efektif,
suatu aktivitas harus didasarkan atas pengetahuan. Pengalaman pemecahan
permasalahan yang lalu, praktik-praktik organisasi lain, penelitian, pencarian
catatan dan data yang diperoleh dari penelitian dan percobaan merupakan sumber
umum dari informasi yang dapat digunakan.
3. Analisis
dan klasifikasi informasi
Tiap-tiap informasi diperiksa secara
terpisah dalam hubungannya dengan informasi secara keseluruhan. Hubungan timbal
balik ditunjukkan dan berhubungan dengan perencanan yang dihadapi, ditemukan,
dan dinilai. Informasi yang diperuntukkan guna menghadapi permasalahan yang
sejenis diklasifikasikan sehingga data yang sama disatukan.
4. Menentukan
dasar perencanaan dan batasan
Berdasarkan data yang berhubungan
dengan permasalahan maupun atas dasar pendapat yang dianggap penting untuk
menetapkan rencana, harus disusun dprakiraan tertentu. Dasar pendapat dan
batasan tersebut akan menunjukkan latar belakang yang dianggap dapat
membenarkan rencana.[7]
5. Menentukan
rencana berganti
Biasanya terdapat beberapa rencana
berganti untuk menyelesaikan pekerjaan dan berbagai macam alternatif
dikembangkan dalam langkah ini. kecermatan dan kecerdikan serta kreativitas
sering diperlukan untuk memperoleh beberapa rencana yang mungkin.
6. Memilih
rencana yang diusulkan
Perlu dipertimbangkan dengan cermat
mengenai ketepatan aktivitas yang dipilih (direncanakan) dengan alokasi biaya
yang akan dikeluarkan. Keputusan dalam hal ini dapat dibuat oleh satu orang
maupun terdiri atas sekelompok orang tertentu.
7. Membuat
urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
Artinya, membuat detail tindakan yang
direncanakan akan dilakukan, oleh siapa, dan bilamana dilakukan dalam urutan
yang tepat untuk tujuan yang diinginkan. Pendekatan yang diikuti maupun
penentuan waktu atas rencana yang diusulkan adalah sangat penting dan harus
dimasukkan kedalam suatu bagian dari rencana. Hal ini lebih sering dikenal
sebagai siasat dalam perencanaan.
8. Mengadakan
pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Efektivitas suatu rencana dapat
diukur melalui hasil yang dicapai.oleh karena itu, perlengkapan untuk
kelanjutan yang cukup dalam menentukan penyesuaian dan hasil harus dimasukkan
dalam pekerjaan perencanaan. Meskipun secara umum aktivitas tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi pengendalian, namun setiap tahap pelaksanaan pekerjaan
tertentu perlu dilakukan pengendalian, demikian halnya dengan setiap tahap
perencanaan.[8]
Proses perencanaan
tersebut secara sederhana dapat disajikan pada Tabel berikut ini
Konsep
|
Aktivitas yang
Dilakukan
|
Langkah-langkah yang
Ditempuh
|
Proses Perencanaan
|
1. Prakiraan
2. Penetapan tujuan
3. Pemrograman
4. Penjadwalan
5. Penganggaran
6. Pengembangan prosedur
7. Penetapan dan penafsiran kebijakan
|
1. Menjelaskan permasalahan
2. Mengusahakan untuk memperoleh informasi yang
terandal tentang aktivitas yang terkandung di dalamnya
3. Analisis dan klasifikasi informasi
4. Menentukan dasar pendapat perencanaan dan batasan
5. Menentukan rencana berganti
6. Memilih rencana yang diusulkan
7. Membuat urutan kronologis tentang rencana yang
diusulkan
8. Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana
yang diusulkan
|
F.
Macam-macam
pendekatan dalam perencanaan
1. Perencanaan
inside-out (perencanaan dari dalam
keluar) dan perencanaan outside-in
planning.
Perencanaan
inside-out yaitu perencanaan yang
melihat kegiatan internal dan berusaha meningkatkan apa yang siap untuk
dilakukan.
Perencanaan outside-in planning, yaitu perencanaan
yang melihat kesempatan dalam lingkungan eksternal yang dapat meningkatkan
keuntungan.
Kombinasi dari
perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in
planning untuk mendapatkan keuntungan yang terbesar.
2. Perencanaan
top-down (perencanaan dari atas ke
bawah) dan perencanaan bottom-up (perencanaan dari bawah keatas)
Perencanaan
top-down yaitu perencanaan yang dimana manajemen puncak
menentukan tujuan secara luas dan kemudian memperbolehkan tingkat manajer di
bawahnya untuk membuat perencanaan dengan menggunakan batasan tersebut.
Perencanaan bottom-up (perencanaan dari bawah
keatas) yaitu perencanaan yang dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah
tanpa ada batasan.
Ketika perencanaan bottom-up menjadi ekstrem mungkin gagal
untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi untuk organisasi secara
keseluruhan. Terjadi pada watu beberapa perencanaan dari berbagai sub sistem
menyadri tidak adanya koordinasi atau bahkan adanya konflik dalam melakukan
tugas. Keunggulan pertama bottom-up
adalah kuatnya komitmen dan kepemilikan antara semuanya dalam perencanaan di
tingkat yang lebih rendah.kekurangan dari perencanaan top-down yang murni adalah disatu sisi kadang-kadang mengalami
kegagalan pada poin-poin berikutnya.
3. Perencanaan
kontingensi
Yaitu perencanaan yang
mengidentifikasikan alternatif yang dapat diimplemenatasikan dalam perubahan
situasi terus-menerus.
Kunci
dari perencanaan kontingensi adalah menentukan lebih awal kemungkinan perubahan
pada peristiwa masa yag akan datang yang dapat berakibat bagi perencanaan yang
sedang dijalankan.[10]
G.
Ciri-ciri
rencana yang baik
Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :
Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :
1. Perencanaan disusun sesuai dengan
tujuan perusahaan
2. Tepat sasaran
3. Manager menjalankan fungsinya
sebagai seorang coordinator
4. Anggota atau karyawan berada dalam
satu koordinasi
5. Anggota atau karyawan menjalankan
fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6. Adanya peningkatan kualitas kerja
karyawan atau anggota
7. Perencanaan berhasil membuat sebuah
pelaksana
8. Adanya pembagian sub-sub koordinasi
untuk menjalankan sebuah program
9. Adanya kesepahaman antara manager
dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah perencanaan
H.
Perencanaan yang efektif dan Hambatannya
Perencanaan yang baik dan efektif
akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat
diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu :
1. What (apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah
perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan
tersebut
2. Why (mengapa)
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai
dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Where (dimana)
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan
tersebut dilaksanakan
4. When (kapan)
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan
dilaksanakan dan diakhiri
5. Who (siapa)
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program
tersebut
6. How (bagaimana)
Membicarakan
masalah bagaimanacara melaksanakan program yang direncanakan tersebut.
Dengan melakukan kategori diatas,
maka seorang manager akan mudah dalam melakasanakan program atau kegiatan yang direncanakannya.
Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara baik dan
berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan
program atau kegiatan. [11]
Dilain
hal, sebuah perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki kriteria
kriteria sebagai berikut :
1. Kegunaan
Agar
berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain , suatu
rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas
adalah esensi bagi kesuksesan perencanaan
strategi yang memerlukan analisa, peramalan, pengembangan rencana dengan
mempertimbangkan segala sesuatu dan pembuatan perencanaan sebagai proses yang
berkesinambungan rencana memerlukan stabilitas karena bila rencana terlalu
sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut
sebagai suatu peralatan peroperasian dan menjadi tidak efektif. Perencanaan
perlu mempunyai kontuinitas agar perencanaan dapat berkesinambungan. Rencana
yang sederhana perlu untuk memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit
mungkin faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, dan pengaruh-pengaruh dalam situasi,
serta hubungan-hubungan antara mereka.
2. Ketepatan dan objektivitas
Rencana-rencana
harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat.
Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan
atas informasi yang tepat. Perencanaan harus lebih didasarkan atas pemikiran
yang realistik dan fakta-fakta yang sebenarnya tentang persyaratan-persyaratan
yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran disbanding sasaran pribadi pembuat
rencana. Agar tercapai perencanaan tersebut. Proses penyusunannya harus
didasarkan atas pemikiran yang objektif.
3. Ruang lingkup
Perencanaan
perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan
(unity) dan konsisten.
4. Efektivitas biaya
Efektivitas
biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran
emosional. Pedoman penting dalam perencanaan adalah jangan lakukan perencanaan
bila hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil
daripada biaya perencanaan dan implementasinya.
5. Akuntabilitas
Ada
dua aspek akuntabilitas perencanaan, yaitu tanggung jawab atas pelaksanaan
perencanaan dan tanggung jawab atas implementasi rencana.
6. Ketepatan waktu
Para
perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi
sangat cepat akan dapat mengakibatkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu.[12]
Hambatan-hambatannya
Meskipun
efektivitas penting bagi setiap manajer, seringkali dalam pengembangan
perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan, terdapat dua hambatan
utama terhadap pengembangan rencana yang efektif.
1. Penolakan
dari dalam diri perencana terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk
memecahkannya.
Penetapan tujuan yang ingin dicapai
adalah merupkan langlah awal dalam perencanaan, manajer yang tidak mampu
menetapkan tujuan yang bermaanfaat tidak akan mampu membuat rencana yang
efektif.
David A. Kolb, Irwin M.
Rubin, dan James M. Meltyre (1984: 102) mengemukakan beberapa alasan mengapa
manajer ragu-ragu atau seringkali gagal dalam menetapkan tujuan organisasinya,
yaitu :
a. Keengganan
melepaskan tujuan alternative
b. Ketakutan
akan kegagalan
c. Kekurangan
pengetahuan tentang organisasi
d. Kekurangan
pengetahuan tentang lingkungan
e. Kekurangan
kepercayaan
2. Keengganan
yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan
yang akan ditimbulkannya.
Hal ini sebenarnya
bukan penolakan terhadap rencana, melainkan hanya aktivitas dan tujuan baru
yang dipaksakan kepada mereka yang harus melaksanakan rencana tersebut.
Terdapat tiga alasan mengapa organisasi
dapat menolak perubahan, yaitu [13]
1. Ketidak pastian mengenai sebab dan akibat dari
perubahan.
2. Keengganan
untuk melepaskan keuntungan yang ada.
3. Kesadaran
akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut bisa
disimpulkan perencanaan suatu hal yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-
tujuan di waktu yang akan datang dan dapat meningkatkan keputusan yang Baik.
perencanaan tidak pernah lepas dari kegiatan kehidupan manusia , karena semua
orang mempunyai perencanaan untuk kehidyupan yang akan datang. Perencanaan
diharapkan mendapatkan keberhasilan yang maksimal yang telah direncanakan
sebelumnya.
B.
Saran
Dalam
mengatasi berbagai hal dalam urusan organisasi atau perencanaan di sebuah
perusahaan, maka manajer harus bersikap baik terhadap bawahannya. Dan dalam
pembuatan suatu perencanaan, harus memerhatikan betul sumber daya yang
tersedia. Agar suatu perencanaan dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pekerjaan. serta dapat meminimalisir adanya suatu perencanaan tidak berjalan
sesuai rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Usman. Asas
Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers. 2014.
Wijayati,
Diana, Sari Irine. Manajemen. Yogyakarta
: Nuha Medika. 2012.
Ridhotulloh, Subekti dan
Jauhar, Muhammad. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prestasi
Pustaka.
2015.
Siswanto,
B. Pengantar Manajemen. Jakarta :
Bumi Aksara, 2015.
Sumber
lain :
Annisa Devyana Dewi. Pengantar
Manajemen. Online, (annisadevyanadewi.weebly.com/materi-
klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan), diakses tanggal 14 Maret 2016.
[1] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad
Jauhar, Pengantar Manajemen,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2015), 126.
[2] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad
Jauhar, Pengantar Manajemen., 139.
[3] Ibid., 140.
[4] Usman Effendi, ASAS MANAJEMEN, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2014), 87-92.
[5]
Irine Diana Sari Wijayati, MANAJEMEN,
(Yogjakarta : Nuha Medika, 2012)., 19-20.
[6]
(B. Siswanto, Pengantar Manajemen,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2015), 45.
[7] Ibid., 46.
[8]
Ibid., 47.
[9] Ibid., 48.
[11] ANNISA
DEVYANA DEWI, Pengantar Manajemen, (annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan),
diakses tanggal 14 Maret 2016.
[12]
Subekti Ridhotulloh dan Muhammad Jauhar, Pengantar
Manajemen., 149-150.
[13]
B. Siswanto, Pengantar Manajemen.,
55.
[14] Ibid.,
56.
Komentar
Posting Komentar