Langsung ke konten utama

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ilmu manajemen tidak dapat lepas dari kehidupan kita, selalu dilakukan entah itu di sadari atau tidak. Dengan manajerial yang baik, kualitas kehidupan juga menjadi lebih baik. Salah satu fungsi dari manajemen adalah planning (perencanaan).

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Dalam pembahasan kali ini, kami akan menyajikan tentang perencanaan strategis. Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi penentuan strategis, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, sistem, metode, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan terjadi pada setiap kegiatan, perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

Perencanaan dalam organisasi sangat penting karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi manajemen yang lainnya. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam usaha mencapian tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak  dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.




B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan perencanaan ?

2.      Bagaimana pentingnya suatu perusahaan terhadap keberhasilan perusahaan ?

3.      Apa hubungan antara perencanaan dengan fungsi manajemen yang lain ?

4.      Apa saja jenis-jenis perusahaan ?

5.      Bagaimana proses dalam perencanaan ?

6.      Apa macam-macam pendekatan yang digunakan dalam perencanaan ?

7.      Apa ciri-ciri dari rencana yang baik ?

8.      Apa yang dimaksud dengan rencana yang efektif dan juga hambatannya ?



C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan

2.      Untuk memahami pentingnya suatu perusahaan terhadap keberhasilan perusahaan

3.      Untuk mengetahui hubungan antara perencanaan dengan fungsi manajemen yang lain

4.      Untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan

5.      Untuk mengetahui  proses dalam perencanaan

6.      Untuk mengetahui macam-macam pendekatan yang digunakan dalam perencanaan

7.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari rencana yang baik

8.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rencana yang efektif dan juga hambatannya




BAB II

PEMBAHASAN



A.    Pengertian perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemurusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dolaksanakan pada saat rencana dibuat.

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan , rencana harus diimplementasikan setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna.  “perencanaan kembali” kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu, perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pengambilan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah terpenting. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berkbagai tahap dalamp roses perencanaan.

Perencanaan merupakan bagian terpenting dari sebuah kesuksesan karena perencanaan adalah langkah pertama sebelum manajer melakukan pengorganisasian , kepemimpinan, evaluasi,  dan lainnya. Maka, ia harus membuat rencana yang menggariskan tujuan, arah kepada organisasi, menentukan apa yang akan dilakukan dan kapan dikerjakan, bagaimana mengerjakan, dan siapa yang mengerjakannya dan ini menandakan bahwa perencanaan menduduki posisi strategis.[1]







B.     Pentingnya  perencanaan terhadap keberhasilan perusahaan

1.      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan

2.       Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

3.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

4.      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

5.      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

6.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

7.       Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

8.       Menghemat waktu, usaha, dan dana

Perencanaan sangat penting adanya dalam sebuah perusahaan, hal tersebut karena:

1.      Perencanaan digunakan untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2.      Perencanaan digunakan untuk mencapai positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.



C.    Hubungan Perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saing tergantung, dan berinteraksi.

      1    Pengorganisasian dan penyusunan personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja  bersama sumber daya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

      2    Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paing baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya, dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

      3   Pengawasan

Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering disebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Bagi manajer hal ini menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik  atau tidak, bila rencana tidak realistik atau praktik manajemen buruk akan menyebabkan rencan tidak dikerjakan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.[2]



Tujuan setap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebelum para manajer dapat menentukan hubungan-hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana bawahan diarahkan, dan cara pengawasan yang diterapkan.[3]



D.    Jenis-jenis Perencanaan

Perencanaan dapat di bedakan  dalam beberapa bentuk yang berbeda diantaranya,

Pertama,perencanaan bidang fungsional mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan dan personalia dan setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda.

Kedua, tingkat organisasional termasuk keselurihan organisasi atau satuan-satuan organisasi, teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkat yang berbeda pula.

Ketiga, karateristik atau sifat rencana meliputi faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.

Keempat, unsur-unsur rencana dalam wujud anggaran, program, prosedur dan kebijaksanaan.

Perencanaan meliputi berbagai tingkatan dalam organisasi, dan dalam setiap tingkatan tentu ada tingkatan yang lebih tinggi sampai pada tingkatan yang lebih rendah. Perencanaan ini berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan, seperti program periklanan, prosedur seleksi personalia dan lain-lain. Cara yang paling banyak yang digunakan dalam rencana organisasi adalah menurut  luasnya, kerangka waktu, kekhususan dan frekuensi penggunaan.

1.      Perencanaan menurut ruang lingkupnya, terdiri dari perencanaan strategis dan perencanaan operasional:

a.       Perencanaan strategis (strategic plan) yaitu rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi, menentukan sasaran umum organisasi dan berusaha menempatkan organisasi dalam lingkungannya.

b.      Menetapkan rincian tentang cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.



2.      Perencanaan berdasarkan kerangka waktu, terdiri dari perencanaan jangka panjang, perencanaan menengah dan jangka pendek.

a.       Perencanaan jangka panjang yaitu rencana yang ditetapkan dengan batas waktu berkisar antara tiga tahunan. Contoh: ekspansi (perluasan) perusahaan.

b.      Perencanaan jangka menengah dengan batas waktu diantara jangka panjang dan jangka pendek. Contoh rencana jangka menengah: evaluasi jabatan, standar mutu dan merekrut karyawan baru.

c.       Perencanaan jangka pendek yaitu rencana yang ditetapkan dengan batas waktu yang mencakup satu tahun. Contoh: penempatan karyawan yang tepat, produk yang mencapai target.



3.      Perencanaan bersifat khusus, terdiri dari perncanaan direksional dan spesifik

a.       Perencanaan direksional yaitu rencana yang fleksibel yang menetapkan untuk membatasi manager kedalam sasaran khusus atau rangkaian tindakan.

b.      Perencanaan spesifik yaitu rencana yang sudah dirumuskan dengan jelas dan tidak menyediakan ruang untuk interpretasi.



4.      Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan, terdiri dari perencanaan sekali pakai dan perencanaan tetap.

a.       Rencana sekali pakai (single use plans) merupakan rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan tertetu dan tidak akan digunakan kembali setelah rencana tercapai.

b.      Rencana tetap (standing plans) merupakan pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapt diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.

Menurut mulia nasution (1996) perencanaan dapat dijabarkan pula kedalam bentuk lain seperti:

Tujuan : merupakan sasaran yang semua aktivitas perusahaan diarahkan guna mencapai sasaran (tujuan) yang telah di tetapkan pihak manajemen dalam jangka waktu tertentu.

Kebijaksanaan: merupakan pengertian untuk menyalurkan pikiran guna memilih keputusan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mencapi tujuan.

Prosedur: merupakan rangkaian tindakan yang dilaksanakan untuk mempermudah dan memperjelas pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Aturan: merupakan tindakan spesifik dan merupakan bagian prosedur. Aturan-aturan yang saling berhubungan dapat dikelompakkan menjadi satu golongan (ini disebut prosedur).

Program: merupakan kombinasi antara kebijaksanaan, prosedur dan aturan, serta  pemberian tugas yang diikutkan dengan suatu anggaran ini menciptakan adanya suatu tindakan.

Strategi: merupakan tindakan yang dijabarkan dari rencana yang dibuat, ini disebutkan oleh adanya berbagai macam program yang lebih luas guna untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu bagaimana perusahaan akan melaksanakan tujuannya.[4]

Terdapat pendapat lain, bahwa perencanaan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga yaitu:

1.      Perencanaan fisik

Adalah perencanaan yang menyangkut pembangunan fisik yang diperlukan dimasa mendatang seperti gedung, gudang, kantor, toko, peralatan maupun perlengkapan lainnya.

2.      Perencanaan fungsional

Perencanaan ini menyangkut fungsi-fungsi tertentu atau yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tertentu didalam perusahaan seperti: perencanaan produksi, perencanaan finansial dan lain-lain.

3.      Perencanaan menyeluruh

Merupakan perencanaan yang menyeluruh ke seluruh aspek di dalam maupun diluar perusahaan yang mempengaruhi. Perencanaan ini mencakup dua perencanaan diatas yaitu perencanaan fisik dan perencanaan fungsional.[5]



E.     Proses perencanaan

Menurut Louis A. Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer utuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untyk mendahuui serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud.

1.      Prakiran (forecasting)

Prakiran merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/ memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui

2.      Penetapan tujuan (establishing objective)

Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.

3.      Pemrograman (programming)

Pemrograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan :

a.       Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan

b.      Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah

c.       Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.

4.      Penjadwalan (scheduling)

Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.[6]

5.      Penganggaran (budgeting)

Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial recourse) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.

6.      Pengembangan prosedur (developing procedure)

Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.

7.      Penetapan dan interpretasi (establishing and interpreting policies)

Penetapan dan interpretasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahn yang timbul berulang demi suatu organisasi.



Berdasarkan aktivitas perencanaan diatas, berikut adalah langkah-langkah penting dalam pekerjaan perencanaan :

1.      Menjelaskan permasalahan

Permasalahan harus digambarkan dengan jelas, demikian juga permasalahan harus dideskripsikan secara singkat karena suatu permasalahan yang dirumuskan dengan cara efektif adalah setengah selesai.

2.      Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan pengetahuan tentang aktivitas yang akan direncanakan adalah penting dan perlu untuk perencanaan yang efektif. Hal ini memiiliki pengaruh besar terhadap aktivitas lain, baik yang bersifat intern maupun ekstern bagi organisasi. Agar efektif, suatu aktivitas harus didasarkan atas pengetahuan. Pengalaman pemecahan permasalahan yang lalu, praktik-praktik organisasi lain, penelitian, pencarian catatan dan data yang diperoleh dari penelitian dan percobaan merupakan sumber umum dari informasi yang dapat digunakan.



3.      Analisis dan klasifikasi informasi

Tiap-tiap informasi diperiksa secara terpisah dalam hubungannya dengan informasi secara keseluruhan. Hubungan timbal balik ditunjukkan dan berhubungan dengan perencanan yang dihadapi, ditemukan, dan dinilai. Informasi yang diperuntukkan guna menghadapi permasalahan yang sejenis diklasifikasikan sehingga data yang sama disatukan.



4.      Menentukan dasar perencanaan dan batasan

Berdasarkan data yang berhubungan dengan permasalahan maupun atas dasar pendapat yang dianggap penting untuk menetapkan rencana, harus disusun dprakiraan tertentu. Dasar pendapat dan batasan tersebut akan menunjukkan latar belakang yang dianggap dapat membenarkan rencana.[7]

5.      Menentukan rencana berganti

Biasanya terdapat beberapa rencana berganti untuk menyelesaikan pekerjaan dan berbagai macam alternatif dikembangkan dalam langkah ini. kecermatan dan kecerdikan serta kreativitas sering diperlukan untuk memperoleh beberapa rencana yang mungkin.

6.      Memilih rencana yang diusulkan

Perlu dipertimbangkan dengan cermat mengenai ketepatan aktivitas yang dipilih (direncanakan) dengan alokasi biaya yang akan dikeluarkan. Keputusan dalam hal ini dapat dibuat oleh satu orang maupun terdiri atas sekelompok orang tertentu.

7.      Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan

Artinya, membuat detail tindakan yang direncanakan akan dilakukan, oleh siapa, dan bilamana dilakukan dalam urutan yang tepat untuk tujuan yang diinginkan. Pendekatan yang diikuti maupun penentuan waktu atas rencana yang diusulkan adalah sangat penting dan harus dimasukkan kedalam suatu bagian dari rencana. Hal ini lebih sering dikenal sebagai siasat dalam perencanaan.









8.      Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan

Efektivitas suatu rencana dapat diukur melalui hasil yang dicapai.oleh karena itu, perlengkapan untuk kelanjutan yang cukup dalam menentukan penyesuaian dan hasil harus dimasukkan dalam pekerjaan perencanaan. Meskipun secara umum aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan fungsi pengendalian, namun setiap tahap pelaksanaan pekerjaan tertentu perlu dilakukan pengendalian, demikian halnya dengan setiap tahap perencanaan.[8]



Proses perencanaan tersebut secara sederhana dapat disajikan pada Tabel berikut ini



Konsep
Aktivitas yang Dilakukan
Langkah-langkah yang Ditempuh
Proses Perencanaan

1.      Prakiraan
2.      Penetapan tujuan
3.      Pemrograman
4.      Penjadwalan
5.      Penganggaran
6.      Pengembangan prosedur
7.      Penetapan dan penafsiran kebijakan

1.      Menjelaskan permasalahan
2.      Mengusahakan untuk memperoleh informasi yang terandal tentang aktivitas yang terkandung di dalamnya
3.      Analisis dan klasifikasi informasi
4.      Menentukan dasar pendapat perencanaan dan batasan
5.      Menentukan rencana berganti
6.      Memilih rencana yang diusulkan
7.      Membuat urutan kronologis tentang rencana yang diusulkan
8.      Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan


F.     Macam-macam pendekatan dalam perencanaan

1.      Perencanaan inside-out (perencanaan dari dalam keluar) dan perencanaan outside-in planning.

Perencanaan inside-out yaitu perencanaan yang melihat kegiatan internal dan berusaha meningkatkan apa yang siap untuk dilakukan.

Perencanaan outside-in planning, yaitu perencanaan yang melihat kesempatan dalam lingkungan eksternal yang dapat meningkatkan keuntungan.

Kombinasi dari perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in planning untuk mendapatkan keuntungan yang terbesar.

2.      Perencanaan top-down (perencanaan dari atas ke bawah) dan perencanaan bottom-up (perencanaan dari bawah keatas)

Perencanaan top-down yaitu  perencanaan yang dimana manajemen puncak menentukan tujuan secara luas dan kemudian memperbolehkan tingkat manajer di bawahnya untuk membuat perencanaan dengan menggunakan batasan tersebut.

Perencanaan bottom-up (perencanaan dari bawah keatas) yaitu perencanaan yang dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa ada batasan.

Ketika perencanaan bottom-up menjadi ekstrem mungkin gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang terintegrasi untuk organisasi secara keseluruhan. Terjadi pada watu beberapa perencanaan dari berbagai sub sistem menyadri tidak adanya koordinasi atau bahkan adanya konflik dalam melakukan tugas. Keunggulan pertama bottom-up adalah kuatnya komitmen dan kepemilikan antara semuanya dalam perencanaan di tingkat yang lebih rendah.kekurangan dari perencanaan top-down yang murni adalah disatu sisi kadang-kadang mengalami kegagalan pada poin-poin berikutnya.



3.      Perencanaan kontingensi

Yaitu perencanaan yang mengidentifikasikan alternatif yang dapat diimplemenatasikan dalam perubahan situasi terus-menerus.

Kunci dari perencanaan kontingensi adalah menentukan lebih awal kemungkinan perubahan pada peristiwa masa yag akan datang yang dapat berakibat bagi perencanaan yang sedang dijalankan.[10]



G.    Ciri-ciri rencana yang baik
Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :

1.      Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan

2.      Tepat sasaran

3.      Manager menjalankan fungsinya sebagai seorang coordinator

4.      Anggota atau karyawan berada dalam satu koordinasi

5.      Anggota atau karyawan menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program

6.      Adanya peningkatan kualitas kerja karyawan atau anggota

7.      Perencanaan berhasil membuat sebuah pelaksana

8.      Adanya pembagian sub-sub koordinasi untuk menjalankan sebuah program

9.      Adanya kesepahaman antara manager dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah perencanaan

                                                                             

H.    Perencanaan yang efektif dan Hambatannya

Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu :

1.      What (apa),

Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut

2.      Why (mengapa)

Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3.      Where (dimana)

Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan

4.      When (kapan)

Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri

5.      Who (siapa)

Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut

6.      How (bagaimana)

Membicarakan masalah bagaimanacara melaksanakan program yang direncanakan tersebut.

Dengan melakukan kategori diatas, maka seorang manager akan mudah dalam melakasanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan. [11]

Dilain hal, sebuah perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki kriteria kriteria sebagai berikut :

1.      Kegunaan

Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain , suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas adalah esensi bagi kesuksesan perencanaan  strategi yang memerlukan analisa, peramalan, pengembangan rencana dengan mempertimbangkan segala sesuatu dan pembuatan perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan rencana memerlukan stabilitas karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan peroperasian dan menjadi tidak efektif. Perencanaan perlu mempunyai kontuinitas agar perencanaan dapat berkesinambungan. Rencana yang sederhana perlu untuk memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, dan pengaruh-pengaruh dalam situasi, serta hubungan-hubungan antara mereka.



2.      Ketepatan dan objektivitas

Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Perencanaan harus lebih didasarkan atas pemikiran yang realistik dan fakta-fakta yang sebenarnya tentang persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran disbanding sasaran pribadi pembuat rencana. Agar tercapai perencanaan tersebut. Proses penyusunannya harus didasarkan atas pemikiran yang objektif.







3.      Ruang lingkup

Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsisten.



4.      Efektivitas biaya

Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional. Pedoman penting dalam perencanaan adalah jangan lakukan perencanaan bila hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.

5.      Akuntabilitas

Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan, yaitu tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan tanggung jawab atas implementasi rencana.

6.      Ketepatan waktu

Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat mengakibatkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.[12]



Hambatan-hambatannya

Meskipun efektivitas penting bagi setiap manajer, seringkali dalam pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan, terdapat dua hambatan utama terhadap pengembangan rencana yang efektif.



1.      Penolakan dari dalam diri perencana terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk memecahkannya.

Penetapan tujuan yang ingin dicapai adalah merupkan langlah awal dalam perencanaan, manajer yang tidak mampu menetapkan tujuan yang bermaanfaat tidak akan mampu membuat rencana yang efektif.





David A. Kolb, Irwin M. Rubin, dan James M. Meltyre (1984: 102) mengemukakan beberapa alasan mengapa manajer ragu-ragu atau seringkali gagal dalam menetapkan tujuan organisasinya, yaitu :

a.       Keengganan melepaskan tujuan alternative

b.      Ketakutan akan kegagalan

c.       Kekurangan pengetahuan tentang organisasi

d.      Kekurangan pengetahuan tentang lingkungan

e.       Kekurangan kepercayaan



2.      Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkannya.

Hal ini sebenarnya bukan penolakan terhadap rencana, melainkan hanya aktivitas dan tujuan baru yang dipaksakan kepada mereka yang harus melaksanakan rencana tersebut.

Terdapat tiga alasan mengapa organisasi dapat menolak perubahan, yaitu [13]

1.      Ketidak pastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan.

2.      Keengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada.

3.      Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.[14]























BAB III

PENUTUP





A.    Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut  bisa disimpulkan perencanaan suatu hal yang dipergunakan untuk mencapai tujuan- tujuan di waktu yang akan datang dan dapat meningkatkan keputusan yang Baik. perencanaan tidak pernah lepas dari kegiatan kehidupan manusia , karena semua orang mempunyai perencanaan untuk kehidyupan yang akan datang. Perencanaan diharapkan mendapatkan keberhasilan yang maksimal yang telah direncanakan sebelumnya.



B.     Saran

Dalam mengatasi berbagai hal dalam urusan organisasi atau perencanaan di sebuah perusahaan, maka manajer harus bersikap baik terhadap bawahannya. Dan dalam pembuatan suatu perencanaan, harus memerhatikan betul sumber daya yang tersedia. Agar suatu perencanaan dapat diaplikasikan dengan baik dalam pekerjaan. serta dapat meminimalisir adanya suatu perencanaan tidak berjalan sesuai rencana.




DAFTAR PUSTAKA



Effendi, Usman.  Asas Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers. 2014.



Wijayati, Diana, Sari Irine. Manajemen. Yogyakarta : Nuha Medika. 2012.

Ridhotulloh, Subekti dan Jauhar, Muhammad. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prestasi

            Pustaka. 2015.

Siswanto, B. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara, 2015.



Sumber lain :

Annisa Devyana Dewi. Pengantar Manajemen. Online, (annisadevyanadewi.weebly.com/materi-

            klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan), diakses tanggal 14 Maret 2016.







[1] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad Jauhar, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2015), 126.
[2] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad Jauhar, Pengantar Manajemen., 139.
[3] Ibid., 140.
[4] Usman Effendi, ASAS MANAJEMEN, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), 87-92.

[5] Irine Diana Sari Wijayati, MANAJEMEN, (Yogjakarta : Nuha Medika, 2012)., 19-20.
[6] (B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2015), 45.

[7] Ibid., 46.
[8] Ibid., 47.
[9] Ibid., 48.
[10] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad Jauhar, Pengantar Manajemen., 148-149.
[11] ANNISA DEVYANA DEWI, Pengantar Manajemen, (annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan), diakses tanggal 14 Maret 2016.
[12] Subekti Ridhotulloh dan Muhammad Jauhar, Pengantar Manajemen., 149-150.
[13] B. Siswanto, Pengantar Manajemen., 55.
[14] Ibid., 56.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FIQIH IBADAH (ruang lingkup, devnisi dan macam-macamnya)

FIQIH IBADAH ( Devinisi, Ruang Lingkup dan Macam-macamnya)   Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah FIQIH IBADAH Dosen pembimbing : Syaiful Bahri, MHI Di susun oleh : FATIHATUL ULFA                           (931321015) Kelas J PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH JURUSAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) KEDIRI 2016 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Fiqh ibadah merupakan pemahaman mendalam terhadap nash-nash yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berkaitan dengan rukun-rukun dan syarat-syarat yang sah tentang penghambaan diri manusia kepada Allah Swt. Dalam fiqh ibadah dikaji beberapa sistem ibadah hamba kepada Allah Swt, yaitu tentang wudhu, tayamum, istinja’, mandi janabat, shalat, zakat, puasa, haji dan dalil-dalil yag memerintahkannya. Dan juga disertai contoh pelaksanaan semua ibadah yang dimaksud yang datang dari Rasulullah Saw. Pelaksanaan ibadah di b

QAWAD FIQHIYAH (KADAH CABANG AL-UMURU BMAQOSDIHA)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kaidah fiqhiyah adalah kaidah umum yang meliputi seluruh cabang masalah-masalah fiqh yang menjadi pedoman untuk menetapkan hukum setiap peristiwa fiqhiyah baik yang telah ditunjuk oleh nash yang sharih maupun yang belum ada nashnya sama sekali. Kaidah-kaidah fiqhiyah dibuat oleh para ahli ijtihad yang diistinbath dari Al-Qur’an atau hadits Nabi Saw. untuk memudahkan dalam berijtihad untuk menentukan sebuah ketentuan hukum. Dalam kaitan tersebut kaidah sangatlah penting sebagai suatu rumus atau patokan dalam berijtihad. Al-Qur’an dan Hadits sampai kepada kita masih otentik dan orisinal. O risinilitas dan otentisitas didukung oelh pengguna bahasa aslinya yaitu bahasa arab, karena Al-Qur’an dan hadits merupakan dua dalil hukum, yakni petunjuk-petunjuk adanya hukum. Untuk mengetahui hukum tidak cukup hanya dengan adanya petunjuk, melainkan memerlukan cara khusus untuk mengetahui atau memahaminya dari petunjuk-petunjuk tersebut. Cara itul

USHUL FIQH "MAHKUM 'ALAIH" (FATIHATUL ULFA)

Mahkum ‘Alaih dan Permasalahannya Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh Dosen Pembimbing Drs.H.Abdul Wahab Ahmad Khalil Disusun Oleh : Putri Ragil Mei Ria      (931320115) Ika Mualimatul K         (931322715) Fatihatul Ulfa                (931321015) Kelas G PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH JURUSAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul ......................................................................         i Daftar Isi ................................................................................        ii BAB I       PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang .............................................        1 B. ... Rumusan Masalah ........................................        2 C. ... Tujuan Penulisan .........................................        2 BAB II     PEMBAHASAN A.          Mahkum ‘Alaih ...